|   Media  |  

King’s College London di KEK Singhasari, Sebuah Kolaborasi untuk Pertumbuhan Pendidikan Indonesia

Kamis, 21 Juli 2022 | 14:59
blog post

King's College London (KCL), salah satu Universitas terkemuka dengan peringkat 37 dunia dan peringkat 7 di United Kingdom (UK), berencana mengembangkan sektor pendidikan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari. Hal ini disampaikan oleh Dr Helen Bailey selaku Deputy Vice President (Global Business Development) pada pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK, BUPP KEK Singhasari, dan British Council pada Rabu, 13 Juli 2022 di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Rencananya, Kings College bersama Universitas Indonesia akan menjadi mitra dalam mewujudkan pengembangan Pendidikan transnasional KEK Singhasari, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Sebelumnya, KCL telah melakukan Kerjasama dengan Southern University of Science and Technology (SUSTech) di Shenzen, dan saat ini telah terdapat lebih dari 200 mahasiswa. Hal ini sejalan dengan langkah KCL untuk bertumbuh secara global, utamanya pada pasar Asia Tenggara.  Sehubungan dengan hal tersebut, saat ini KCL didukung oleh British Council menyusun study kelayakan pendirian kampus cabang di Indonesia. Dalam studi tersebut mereka menggandeng Universitas Indonesia dan akan berfokus pada bidang teknologi dan ekonomi kreatif, serta eksplorasi untuk bidang-bidang lain seperti teknologi medis, pertahanan keamanan, dan lainnya.

KCL merupakan sebuah universitas berbasis riset, utamanya dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia dengan jumlah mahasiswa sebanyak 43.000 dimana lebih dari 18.000 diantaranya adalah mahasiswa internasional. “We have economic impact over the 10 billion around UK, supporting research and development and innovation”, Ungkap Dr Helen.

Indonesia adalah negara dengan pasar potensial yang sangat besar, dengan jumlah penduduk 270 juta jiwa, sebagian besar penduduknya adalah usia produktif. Sebanyak 42 ribu penduduk Indonesia bersekolah di luar negeri, dengan rata-rata pendaftaran mencapai 9000 orang pertahunnya, dengan tujuan belajar Australia, USA, Malaysia, dan United Kingdom. 

Dewan Nasional KEK menyambut baik rencana investasi dari KCL, dan akan mendukung dari segi regulasi dan fasilitas. Hal ini diungkapkan oleh Elen Setiadi, Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK, “we support, we welcome you, we’re ready if you need more support”, ujarnya. Dukungan pemerintah dalam hal ini diantaranya adalah dengan fasilitas dan kemudahan ultimate yang bisa didapatkan untuk investasi di KEK, dimana dimungkinkan 100% kepemilikan asing, tax holiday, dan fasilitas kemudahan lainnya. Dukungan pemerintah tersebut sebagai salah satu perwujudan dari RPJMN, yakni pengembangan Sumber Daya Manusia. 

Pemerintah Indonesia terbuka untuk rencana investasi di bidang pendidikan yang sesuai dengan kriteria untuk pendidikan tinggi asing, diantaranya level pendidikan untuk pendidikan tinggi; bidang yang terbuka adalah pendidikan, vokasi, dan profesi; kampus asing tersebut harus termasuk pada Top 100 berdasar QS World University Ranking; terbuka untuk mahasiswa luar negeri; serta non profit principles. 

Investasi pendidikan tinggi dari Universitas ternama di dunia tentu saja akan memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan Indonesia, dimana di dalamnya dimungkinkan terjadi transfer pengetahuan dan kebudayaan antar entitas, sehingga dalam jangka panjang akan meningkatkan kualitas Pendidikan Indonesia secara umum. Selain itu, keberadaan Universitas kelas dunia di Indonesia tentu saja akan mengehemat devisa dari pelajar yang bersekolah di luar negeri. 

Lebih lanjut Dr Helen mengungkapkan pentingnya pengembangan kualitas dan akses pada Pendidikan di Indonesia, “The quality of academic will be high if we bring our curriculum to Indonesia, we can contextualize the curriculum so it would meet the needs for Indonesian industry”, ujarnya. “There will be a scholarship that is offered for students”, imbuh Helen. “The key faculties that will engage in our relationship with Singhasari among others are faculty of arts and humanity, business school, mathematics and natural science, computing science: big data and digital economy.” Pungkasnya. (PI/SJDNKEK)