Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang diresmikan beroperasinya oleh Menteri Koordiantor Bidang Perekonomian di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Sabtu, 8 Desember 2018.
KEK Galang Batang ini merupakan KEK yang paling cepat beroperasi, yaitu proses pembangunannya tidak lebih dari 14 bulan setelah ditetapkan. KEK Galang Batang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2017 pada tanggal 12 Oktober 2017. Kegiatan Utamanya yaitu industri pengolahan bauksit dan logistik dengan luas lahan 2.333 hektar.
Pada acara peresmian beroperasinya KEK Galang Batang, Menko Ekonomi Darmin Nasution didampingi Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. Hadir pula dalam kesempatan itu Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun, Bupati Bintan Apri Sujadi, Pejabat Eselon I yang mewakili kementerian/lembaga terkait, dan Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto.
”KEK Galang Batang diproyeksikan menjadi kawasan dengan kegiatan utama antara lain Industri aluminium dan turunannya, dengan perkiraan investasi sebesar Rp 36,25 triliun. Dengan investasi tersebut diharapkan dapat mendorong aktivitas ekonomi wilayah serta akan menyerap tenaga kerja paling tidak sebesar 23.200 orang,” kata Darmin Nasution yang juga selaku Ketua Dewan Nasional KEK.
Menko Perekonomian Darmin Nasution mendorong keterlibatan masyarakat atas KEK Galang Batang, sehingga diharapkan akan mampu menjembatani kesenjangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat di wilayah. Dewan Kawasan KEK Provinsi Kepulauan Riau juga diharapkan mampu menggerakkan hadirnya nilai tambah dan rantai nilai dari penyelenggaraan aktifitas di KEK dengan melibatkan dan membangun manfaat bagi masyarakat di sekitarnya secara optimal.
”Keterlibatan masyarakat atas dunia usaha di wilayah perlu ditingkatkan melalui link and match pendidikan dan kewirausahaan,” katanya. Untuk itu penyiapan, peningkatan dan keterlibatan SDM lokal menjadi sangat penting agar segera terbangun simbiosis konstruktif bagi stakeholders, dan menghindari lahirnya benih konflik.
”Hanya dengan demikian keberlanjutan dan kesinambungan manfaat dapat terjaga integritasnya bagi daya dukung sosial, ekonomi, dan ekologi bagi KEK Galang Batang,” kata Darmin Nasution.
Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto menjelaskan, KEK Galang Batang resmi beroperasi setelah dinilai cukup memiliki kesiapan infrastruktur, fasilitas dan kemudahan, kelembagaan dan sumber daya manusia, serta perangkat pengendalian dalam rangka pemberian pelayanan kepada pelaku usaha di dalam Kawasan.
PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) selaku Badan Usaha Pembangun dan Pengelola sekaligus sebagai pelaku usaha di KEK Galang Batang telah merealisasikan investasi sebesar Rp5,6 triliun hingga Triwulan III 2018.
Enoh mengatakan, sebagai Badan Usaha Pembangun dan Pengelola, perusahaan asal Tiongkok ini telah membangun jalan kawasan beserta drainase, gerbang kawasan, jaringan air bersih, kantor Administrator dan Kantor Pengelola KEK serta fasilitas keamanan. Fasilitas sistem persampahan dan pemadam kebakaran disediakan melalui kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bintan,” kata Enoh.
Saat ini telah terpasang daya sebesar 0.8 MVA dari PLN di kantor administrator KEK Galang Batang. Serta dalam tahap penyambungan listrik dengan kapasitas 2x1.3 MW dari PLN. Selanjutnya, listrik Kawasan akan didukung oleh Power Plant berkapasitas 6x25 MW yang ditargetkan selesai tahun 2021.
Telah terbangun jalan dan drainase sepanjang 2,6 km dari total sepanjang 8 km. Instalasi jaringan air bersih pada area di sekitar perkantoran menggunakan sumur pompa kapasitas 60 liter/detik. Selanjutnya, kebutuhan air bersih seluruh Kawasan akan dipenuhi melalui Bendungan (Water Reservoir) kapasitas 7.518.000 m3. Pembangunan DAM Water Resevoir kapasitas 7.518.000 m3 itu nilai investasinya Rp196 miliar.
Sebagai pelaku usaha di KEK Galang Batang, PT BAI telah membangun pelabuhan dengan dermaga yang telah selesai, nilai investasinya Rp 951 miliar. Membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan nilai investasi Rp1,93 triliun. PLTU tahap I berkapasitas 6x25 MW ditargetkan selesai tahun 2021.
Kemudian pelaksanaan pembangunan yang berjalan berupa Alumina Refinery kapasitas produksi 2 juta ton per tahun dengan nilai investasi Rp1,65 triliun. Dan membangun Brick Factory dan Coal Gas sekitar Rp870 miliar.
Enoh melanjutkan, bagi para investor di KEK, Pemerintah memberikan insentif fiskal dan non fiskal yang lebih menarik dibanding dengan insentif di luar KEK. Selain fasilitas tersebut, para investor juga diberi kemudahan perizinan melalui Sistem Berusaha Terintegrasi secara elektronik, yang disebut dengan Online Single Submission (OSS), serta semua pelayanan perizinan dapat dilayani di kantor Administrator KEK.
Dalam waktu dekat ini ada tiga KEK akan dioperasikan. Yaitu KEK Arun Lhokseumawe, KEK Bitung dan KEK Morotai pada awal 2019.
Direktur PT Bintan Alumina Indonesia, Santony mengatakan bahwa nilai investasi, pembangunan dan pengembangan KEK Galang Batang akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang, yaitu mencapai USD 5 miliar dalam sepuluh tahun ke depan. Tentu investasi ini akan berdampak positif terhadap perekonomian wilayah dan juga perekonomian nasional pada umumnya. (*)