|   Media  |  

Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus dalam Trade Expo Indonesia 2017

Minggu, 15 Oktober 2017 | 16:00
blog post

Pada 11 – 15 Oktober 2017, Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berpatisipasi pada Trade Expo Indonesia (TEI) 2017 yang diselenggarakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang. TEI merupakan acara tahunan yang telah diselenggarakan untuk ke-32 kalinya oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan. Presiden Joko Widodo bersama dengan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita secara resmi membuka acara TEI 2017 pada 11 Oktober 2017 lalu.

Mengusung tema Global Partner for Sustainable Resources, pameran ini menggambarkan kesiapan Indonesia menjadi mitra penyedia sumber daya yang berkesinambungan bagi pelaku usaha dunia. TEI mengunakan seluruh hall di ICE BSD dengan zonasi produk tertata dengan baik dan menarik. Pada hall 1 ada Pangan Nusantara, hall 2 ada Furniture, Furnishing, and Craft, hall 3 ada Fashion, Craft, and Creative Product, hall 3A ada premium product dan Kementerian atau Lembaga, hall 5 ada Strategic Industries dan BUMN Goes Export. Selanjutnya, hall 6 dan 7 ada manufacturing product and service, hall 8 dan 9 mengenai food and beverages, terakhir hall 10 province premium product.

Terletak di hall 3a, Dewan Nasional KEK ikut serta dalam TEI 2017 untuk pertama kalinya dengan membuka sebuah pavilion dalam pameran tersebut. Partisipasi Dewan Nasional KEK bertujuan untuk memasarkan peluang investasi di KEK yang telah beroperasi, yaitu KEK Sei Mangkei dan KEK Palu sebagai KEK Industri serta KEK Tanjung Lesung dan KEK Mandalika sebagai KEK Pariwisata.

Dewan Nasional KEK melihat bahwa acara ini merupakan sebuah peluang yang sangat baik untuk dapat meningkatkan gaung KEK dunia internasional, melihat bahwa TEI merupakan acara perdagangan terbesar di Indonesia dengan keikutsertaan yang kuat baik dari pelaku usaha maupun pejabat pemerintahan asing. Adanya paviliun KEK diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai KEK Indonesia serta fasilitas dan insentif yang diberikan apabila berinvestasi di 11 KEK tersebut.

Pengunjung pavilion KEK banyak didominasi oleh tamu asing dari berbagai negara, seperti Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa dan Afrika baik dari swasta maupun pejabat pemerintah. Pengunjung yang berasal dari Timur Tengah dan Asia Selatan sangat tertarik pada KEK yang memiliki potensi komoditas ekspor, seperti biji kakao dan kelapa.

Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ke-3 dunia namun produktivitasnya masih berada di bawah produktivitas rata – rata negara lain penghasil kakao. Selama ini kakao lebih banyak diekspor dalam wujud biji (mentah) dibandingkan hasil olahannya, sehingga nilai tambah terhadap perekonomian sangat sedikit. Direktur Operasional dan Pemasaran PT Bangun Palu Sulteng (PT BPST) yang merupakan Badan Usaha Pengelola KEK Palu menyatakan pusat penelitian coklat telah dibangun di dalam kawasan dan siap untuk dikelola. Diharapkan KEK Palu diharapkan dapat menjadi pusat penghasil produk kakao di Indonesia dan lebih lagi, dapat menghasilkan produk kakao unggulan di dunia.

KEK Sei Mangkei, KEK Palu, KEK Tanjung Lesung dan KEK Mandalika menyatakan kesiapannya untuk menerima investor, terutama di bidang industri yang merupakan kegiatan utama KEK. Investor dapat mengajukan fasilitas perpajakan yaitu Tax Holiday apabila berinvestasi di kegiatan industri utama dan Tax Allowance apabila berinvestasi di kegiatan industri lainnya. Dan khusus untuk KEK Pariwisata, pemasukan barang yang berasal dari impor yang dilakukan oleh Pelaku Usaha akan dikenakan bebas cukai apabila barang tersebut merupakan bahan baku atau bahan penolong dalam sarana pariwisata.

Konektivitas dan posisi strategis KEK juga menjadi faktor pertimbangan calon investor potensial. Pelabuhan hub internasional Kuala Tanjung yang terletak di wilayah barat dan pelabuhan hub internasional Bitung yang terletak di wilayah timur Indonesia akan menjadi pintu akses utama Indonesia menuju pasar global. 

TEI 2017 menjadi sebuah sarana promosi langsung yang efektif karena investor potensial dapat langsung berkomunikasi dengan Badan Usaha Pengelola KEK yang telah beroperasi. Diharapkan keempat KEK ini terus dapat mendatangkan investasi ke depannya (ARS)